Berikut ini Isi Pidato Lengkap presiden SBY menanggapi tentang sms fitnah termasuk menanggapi kasus SMS Nazaruddin. Semoga rakyat bisa memahami apa yang dirasakan Presiden kita ini, karena presiden juga manusia. berikut kutipan Pidato Presiden SBY yang dikutip dari Mediaindonesia.com
“Saudara-saudara, selama dua hari libur hari Sabtu dan Minggu, saya menerima tamu dan bertemu dengan banyak sahabat. Kita bicarakan banyak hal termasuk yang beredar di masyarakat, berkaitan dengan pemberitaan yang tidak jelas sumbernya, mengandung fitnah yang sangat keterlaluan.
Kalau bicara fitnah, banyak orang negeri ini yang menjadi korban, saya salah satunya. Selama mengemban amanah lebih dari enam tahun melalui pemilu yang sah dan demokratis, saya kira ratusan fitnah datang kepada saya. Selama ini saya memilih diam. Saya biarkan dan saya terus bekerja. Satu kali dua kali manakala fitnah itu sungguh keterlaluan, maka demi nama baik demi kebenaran dan keadilan dan merupakan hak saya untuk memberi penjelasan.
Banyak saudara-saudara kita di negeri ini yang juga sering jadi korban fitnah. Tapi mereka tidak berdaya, tidak bisa bicara dan tidak punya ruang untuk menyampaikan luka dan sakit hatinya. Mudah-mudahan yang saya sampaikan ini bisa mewakili mereka yang selama ini menjadi korban fitnah dari mereka yang kurang beradab.
Saudara, sebagai WNI dan kepala negara, saya sedih dan prihatin jika ada saudara kita memiliki perilaku menyebar fitnah tanpa beban apapun, tidak pernah merasakan seperti apa orang yang diserang dengan fitnah itu. Tadinya saya berharap dengan teknologi informasi yang berkembang seperti SMS, Twitter, BB dan semua jenis media online itu bisa mencerdaskan kehidupan bangsa. Bukan justru media online yang tidak ksatria, menyebarkan fitnah dan pembunuhan karakter, caci maki,terhadap siapapun. Bukan cuma saya, tapi siapapun yang jadi korban penggunaan teknologi informasi dewasa ini.
Saudara, apa yang saya ketahui, fitnah yang dilemparkan oleh seseorang dari tempat gelap dari hati yang gelap, sungguh keterlaluan. Saya katakan dengan bahasa terang, mereka tidak bertanggung jawab, tidak ksatria, pengecut. Sungguh menghina pribadi saya, karena tidak menampakkan dirinya dan tidak berani bertanggungjawab terhadap apa yang mereka katakan.
Janganlah terus menerus menyebarkan racun fitnah. Muncullah secara ksatria, mari kita berhadapan demi hukum dan keadilan. Fitnah itu 1000 persen tidak mengandung kebenaran. Disebarluaskan fitnah, katanya ada megaskandal, Bank Century. Disebutkan tindakan saya yang tidak terpuji. Ada lagi dikatakan PD punya tabungan Rp47 triliun dan Demokrat harus menjelaskan. Terbalik logikanya. Dia yang menuduh dia, yang membuktikan.
Oleh karena itu biar terang benderang di mata rakyat, jangan lakukan sesuatu dengan sembunyi melalui apa yang beredar sekarang ini. Zaman dahulu dengan alasan demokrasi belum mekar, belum ada kebebasan berbicara. Barangkali kekuasaan negara bisa ambil tindakan. Bisa jadi orang takut menyampaikan sesuatu secara terbuka. Tapi sekarang ini tersedia media massa yang mendiskreditkan di antara kita. Ada tersedia dan sah. Silahkan saja, itu bagian dari kebebasan berbicara.
Saya tidak bisa menerima jika cara seperti itu berlangsung di negeri kita. Saya menyeru supaya tidak diteruskan. Saya juga menyeru mereka yang difitnah untuk menggunakan haknya. Dijamin di negara kita yang menjunjung demokrasi dan hukum secara bersamaan. Saya tahu dalam keadaaan apapun biasanya selalu ada pembonceng, penumpang gelap. Ini selalu menimbulkan komplikasi dan masalah.
Saya ingin menyeru pada masyarakat Indonesia, janganlah negeri ini jadi tanah dan lautan fitnah, tidak akan mencerdaskan bangsa. Marilah kita menjadi bangsa yang benar-benar beradab, civilized. Justru saat ini kita harus menyatukan langkah untuk bekerja bersama meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Saya juga ingatkan, muncul situasi sekarang ini kegiatan mengadu domba satu sama lain. Mari kita aware satu sama lain. Saya juga imbau media massa, yang punya peran sangat luhur juga, ariflah.
Bayangkan kalau sebuah sumber yang sangat tidak jelas diangkat menjadi sumber berita. Rakyat kita ini dapat apa. Mestinya kita bersyukur ketika negeri kita saat ini memiliki momentum, telah melalui masa gelap. Jangan kita merugi, energi kita habis untuk menghadapi hal-hal seperti ini. Kehidupan yang bermoral, beretika, beradab, segalanya dipertanggungjawabkan secara ksatria, tidak pengecut.”
0 comments:
Post a Comment