Memutus tali silaturahm adalah salah satu perbuatan yang di benci oleh Alloh. Akibat yang ditimbulkan bila silaturahmi diantara kita putus, sangatlah besar. Baik di dunia maupun di akhirat kelak. Silaturahmi merupakan wujud iman kita kepada Allah dan hari akhir. Dan
juga dasar tegaknya Islam. Allah menyuruh kita untuk saling mengenal dan
berbuat baik dengan sesama ( An-Nisa: 36). Semua orang memliki karakter tersendiri. Dan tentunya tidak sama.
Walaupun mereka kembar siam, tapi sifat dan kepribadian tetaplah
berbeda. Oleh karena itu, adalah hal yang wajar bila perselisihan bisa
terjadi antar sesama kita. Apalagi tanpa dibentengi oleh iman yang
kokoh. Perbedaan pendapat, mementingkan diri sendiri atau golongan,
merupakan awal dari perpecahan.Berikut bebrapa dali dalam Qur'an dan Hadist tentang Silaturahmi:
Jubair Ibnu Muth’im mendengar bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَاطِعُ رَحِمٍ
“Tidak masuk surga orang yang memutus silaturrahmi.”
(Shahih) Lihat Shahih Abu Dawud (1488), Ghayatul
Maram (407): [Bukhari: 78-Kitab Al Adab, 11-Bab Itsmul Qathi. Muslim:
45-Kitab Al Birr wash Silah wal Adab halaman 18-19]
Allah berfirman
هَلْ عَسَيْتُمْ إِن تَوَلَّيْتُمْ أَن تُفْسِدُوا فِي اْلأَرْضِ
وَتُقَطِّعُوا أَرْحَامَكُمْ أُوْلَئِكَ الَّذِينَ لَعَنَهُمُ اللهُ
فَأَصَمَّهُمْ وَأَعْمَى أَبْصَارَهُمْ
Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan
dimuka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan Mereka itulah
orang-orang yang dila’nati Allah dan ditulikan-Nya telinga mereka dan
dibutakan-Nya penglihatan mereka” (QS. Muhammad :22-23)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
ما مِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُو بِدَعْوَةٍ لَيْسَ فِيهَا إِثْمٌ وَلاَ قَطِيعَةُ
رَحِمٍ إِلاَّ أَعْطَاهُ اللَّهُ بِهَا إِحْدَى ثَلاَثٍ إِمَّا أَنْ
تُعَجَّلَ لَهُ دَعْوَتُهُ وَإِمَّا أَنْ يَدَّخِرَهَا لَهُ فِى الآخِرَةِ
وَإِمَّا أَنُْ يَصْرِفَ عَنْهُ مِنَ السُّوءِ مِثْلَهَا ». قَالُوا إِذاً
نُكْثِرُ. قَالَ « اللَّهُ أَكْثَرُ
“Tidaklah seorang muslim memanjatkan do’a pada Allah selama tidak
mengandung dosa dan memutuskan silaturahmi melainkan Allah akan beri
padanya tiga hal: [1] Allah akan segera mengabulkan do’anya, [2] Allah
akan menyimpannya baginya di akhirat kelak, dan [3] Allah akan
menghindarkan darinya kejelekan yang semisal.” Para sahabat lantas
mengatakan, “Kalau begitu kami akan memperbanyak berdo’a.” Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas berkata,” Allah nanti yang
memperbanyak mengabulkan do’a-do’a kalian”.” (HR. Ahmad)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
مَا مِنْ ذَنْبٍ أَحْرَى أَنْ يُعَجِّلَ اللهُ لِصَاحِبِهِ الْعُقُوْبَةَ
فِي الدُّنْيَا مَعَ مَا يُدَّخَرُ لَهُ فِي اْلآخِرَةِ مِنَ الْبَغْيِ
وَقَطِيْعَةِ الرَّحِمِ
“Tidak ada dosa yang Allah swt lebih percepat siksaan kepada pelakunya
di dunia, serta yang tersimpan untuknya di akhirat selain perbuatan
zalim dan memutuskan tali silaturahmi” (HR Tirmidzi)
Rasulullah shallallah ‘alaihi wa sallam bersabda
لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَاطِعٌ
“Tidak akan masuk surga orang yang memutuskan (silaturahmi)” (HR Bukhari dan Muslim)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
لاَ تَنْزِلُ الرَّحْمَةُ عَلَى قَوْمٍ فِيْهِمْ قَاطِعُ رَحِمٍ
“Rahmat tidak akan turun kepada kaum yang padanya terdapat orang yang memutuskan tali silaturahmi (HR Muslim)
“Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara. Karena itu,
damaikanlah antara kedua Saudaramu dan bertaqwalah kepada Allah supaya
kamu mendapat rahmat”.(QS. Al-Hujurat: 10)
Semoga artikel diatas bisa bermanfat dan kita dapat mengambil hikmahnya.